Oleh : Guntenda Halilintar
Untuk mu pejuang mabar ku
Demi daerah mu
Engkau rela mengorbankan waktu mu
Demi mabar kau rela pertaruhkan nyawamu
Pejuang ku, aku tau
Disaat kau berjuang dulu
Maut kerap menghadang mu
Bahkan jeruji besi jadi rumah mu
Hari-harimu diisi dengan keributan
Bahkan kau disebut preman-provokator
Semangat juang mu tak pernah kendor
Demi terwujudnya mabar tercinta
Aku tau, aku pun tau
Perjuangan mu tanpa pamrih
Kau tak mengenal lelah
Berjuang demi mabar tercinta
Aku tau, dengan darah mu
Kau tanda tangan sumpah
Sumpah mati wujudkan mabar
Wahai, pejuang mabar
Aku tak dapat membalas jasa-jasamu
Haruskah aku turun ke jalan
Mengusir Kaum kapitalisme yang bergentayangan
Kaum kapitalisme yang merampok mabar
Pejuang ku, hari ini dunia lupa
Lupa akan para pejuang
Lupa akan air matamu
Lupa akan keringat mu
Lupa akan penjara mu
Lupa tentang waktu mu
Lupa tentang tenaga mu
Lupa tentang pikiran mu
Lupa tentang uang dan semuanya
Wahai, pejuang ku
Nama mu tak kutulis diatas pasir pantai pede
Karena itu akan cepat terhapus oleh ombak
Nama mu tak kutulis diatas langit yang biru
Karena itu akan cepat terhapus oleh awan kelana
Biarkan aku menulis nama mu
Dengan darah ku diatas buku sejarah
Bermateraikan jejak-jejak perjuangan mu
Aku, kau dan kita semua untuk mabar
Teluk Benoa Bali, 18 Juli 2016
Catatan :
Puisi ini, sebelumnya Sudah di bawakan dalam aksi tolak Privatisasi Pantai Pede oleh Penulis pada tanggal 17 Agustus 2016 di Labuan Bajo, tindak lanjut aksi di Jakarta di depan Kementerian Dalam Negeri.
Image : By Forum Eksponen Pejuang Mabar |
Demi daerah mu
Engkau rela mengorbankan waktu mu
Demi mabar kau rela pertaruhkan nyawamu
Pejuang ku, aku tau
Disaat kau berjuang dulu
Maut kerap menghadang mu
Bahkan jeruji besi jadi rumah mu
Hari-harimu diisi dengan keributan
Bahkan kau disebut preman-provokator
Semangat juang mu tak pernah kendor
Demi terwujudnya mabar tercinta
Aku tau, aku pun tau
Perjuangan mu tanpa pamrih
Kau tak mengenal lelah
Berjuang demi mabar tercinta
Aku tau, dengan darah mu
Kau tanda tangan sumpah
Sumpah mati wujudkan mabar
Wahai, pejuang mabar
Aku tak dapat membalas jasa-jasamu
Haruskah aku turun ke jalan
Mengusir Kaum kapitalisme yang bergentayangan
Kaum kapitalisme yang merampok mabar
Pejuang ku, hari ini dunia lupa
Lupa akan para pejuang
Lupa akan air matamu
Lupa akan keringat mu
Lupa akan penjara mu
Lupa tentang waktu mu
Lupa tentang tenaga mu
Lupa tentang pikiran mu
Lupa tentang uang dan semuanya
Wahai, pejuang ku
Nama mu tak kutulis diatas pasir pantai pede
Karena itu akan cepat terhapus oleh ombak
Nama mu tak kutulis diatas langit yang biru
Karena itu akan cepat terhapus oleh awan kelana
Biarkan aku menulis nama mu
Dengan darah ku diatas buku sejarah
Bermateraikan jejak-jejak perjuangan mu
Aku, kau dan kita semua untuk mabar
Teluk Benoa Bali, 18 Juli 2016
Catatan :
Puisi ini, sebelumnya Sudah di bawakan dalam aksi tolak Privatisasi Pantai Pede oleh Penulis pada tanggal 17 Agustus 2016 di Labuan Bajo, tindak lanjut aksi di Jakarta di depan Kementerian Dalam Negeri.
Posting Komentar